Jumat, 13 November 2009

Menyusuri Lorong Kehidupan Penderita HIV/AIDS di Ancol

Jumat, 13/11/2009 17:45 WIB
Ari Saputra - detikNews



Jakarta
- Bagaimana kehidupan penderita HIV/Aids sebenarnya? Sulit untuk menceritakan. Tetapi seni instalasi sederhana di Ancol sedikit membantu.

Seni intalasi itu membangun tokoh Srey Mon, Anjali, Ahmad, Retno dan Tasya. Keempatnya merupakan penderita Aids yang masih muda. 2 pertama dari Kamboja dan India. Selebihnya dari Indonesia.

Tiap tokoh mempunyai lorong hidup melingkar seperti labirin. Tiap sudut labirin, mempunyai cerita sendiri. Kejam dan dramatik. Lihat saja satu kisah Srey Mon yang menjadi korban industri prostitusi di negaranya. Ia terjerumus ke HIV/Aids karena lingkungannya.

"Ini memang upaya untuk memahami penderitan HIV/Aids secara nyata. Kita bangun lorong kehidupan supaya lebih hidup dengan berbagai barang-barang milik kelima aktor," kata Jonelwan, Marketing Publik Relatioan Manager World Vision Indonesia di pameran One Life Evolution di parkir dufan Ancol, Jakarta Utara, Jumat (13/11/2009).

Untuk menghidupkan lorong itu, berbagai perabotan rumah tangga dan benda-benda korban Aids ikut dibawa. Begitupula 'ear phone' yang menceritakan kisah masing-masing tokoh dam cerita menyerupai sandiwara radio. Pengunjung diminta mengikuti panduan ear phone untuk dapat mengetahui secara detail sisi hidup penderita Aids.

"Tujuannya untuk peduli kepada mereka. Jangan dikucilkan, karena dukungan moral menjadi harapan untuk tetap hidup," imbuhnya.

Rencannya lorong kehidupan itu akan dipamerkan hingga Minggu (15/11). Lalu akan dilanjutkan di La Piazza Kelapa Gading dan Pasific Place di hari Aids Sedunia 1 Desember.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar